Bahagiamu Tanggung Jawabmu

Hari ini ibuku termenung sejenak, mendengar ceritaku yang ternyata punya IQ paling rendah diantara saudaraku yg lain. Dia merasa aku anak yg pintar dan tak pernah ada masalah dengan IQ atau ketentuan akademik lainnya. Hingga mungkin dia tak percaya jika kukatakan nilaiku merah semua, remedial berkali"pun tetap tak lulus mata kuliah, hingga menjadi bulan"an banyak orang karena kebodohanku.

Sampai akhirnya aku bercerita bahwa kecerdasan ada yang terlatih ada yang karunia. Jadi mampuku selama ini hanya karena terlatih olehmu, doamu, dan ridho Allah, Bu. Tak ada yg kumiliki hingga bisa menyombongkan diri, karena aku memang tak bisa apa apa.

Ketidakbisaanku akan apa apa yang membuat kadang jalan yang kutempuh mungkin berat karena kecemasan akan pentingnya membuktikan diri. Bukan pada orang lain, tapi kepada diri sendiri agar merasa punya harga diri. Ketidakbisaanku akan apa apa membuatku cemas setiap hari, cemas akan tidak mampu mengerjakan tugas dengan baik, cemas akan tidak paham apa yang disampaikan orang lain.

Robbisrohli Sodri wayassirli amri wahlul'uqdatanmillisani yafqohu qouli (Ya Allah lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku dan lancarkanlah lidahku agar mereka memahami perkataanku).

Hidup penuh pembuktian pada diri sendiri untuk menyemangati diri sendiri. Iri rasanya pada mereka yang punya support system yg baik dan mampu menyemangati saat terjatuh. Tapi sepertinya Allah memang menakdirkan aku lahir dari keluarga yang membuat anak-anaknya mampu berdiri di atas kaki sendiri. Walau terjatuh dan harus merangkak berulang kali, semua akan menjadi cerita indah milik mereka sendiri.

Karena bahagiaku tanggung jawabku, begitu juga denganmu akan bahagiamu.

Comments

Popular Posts